Senin, 12 Mei 2008

GAJAH MADA 2004


G A J A H M A D A


Buku yang berjudul Gajahmada ini adalah karya penulis Langit Kresna Hadi. Novel Gajahmada adalah satu dari beberapa judul novel yang diterbitkannya pada tahun 2004. Novel setebal 576 halaman ini mengisahkan cerita kerajaan Majapahit yang dilanda pemberontakan yang dilakukan oleh Ra kuti dan kawan-kawan.Saya tidak bertahan untuk membacanya, tapi saya meminta sang suami membacakan sampai habis lalu…dalam waktu tak kurang dari 1 bulan rampunglah dia membaca dan menceritakan kepada saya hanya dalam 1 jam menjelang tidur tepatnya pertengahan tahun di 2005…dan saya tuangkan ke dalam tulisan ini.bahkan saya masih harus membuka buka buku dan internet untuk mencari beberapa istilah dan kata dalam buku ini….maklum otak kanan dan kiri saya tdk begitu bagus mungkin… sehingga sulit menghafal apalagi jawa…sejarahnya sulit dihafal sesulit mengartikan bahasanya…
Di dalam buku ini kita tidak akan menemukan cerita lahirnya sumpah palapa dari Maha Patih Gajahmada. Tetapi kisah dalam buku ini adalah cerita mengenai sepak terjang Gajahmada disaat ia masih menjadi prajurit berpangkat bekel. Didalam kesatuan prajurit bernama Bhayangkara, Bekel Gajahmada selalu berada didalam lingkungan istana. Karena Bhayangkara adalah suatu kesatuan khusus yang tugasnya melindungi Jayanegara sebagai raja Majapahit beserta kerabatnya.

Langit Kresna Hadi berhasil menenggelamkan imajinasi kita kedalam suasana carut marut perang pada zaman kerajaan. Tapi mungkin karena suami saya berhasil membuat saya serasa terbang ke kejadian saat itu dalam menceritakan ulang. Dengan segala intrik dan sesekali kejutan yang diberikan bekel Gajahmada membuat kita akan terpesona akan taktik bekel Gajahmada dalam melindungi rajanya dari kejaran pasukan Ra kuti. Kata suamiku Penulis ini mantan wartawan harian umum ABRI ini menguasai betul perbendaharaan kata atau istilah dalam bahasa sansekerta/jawa. Dengan dimuatnya daftar istilah diakhir halaman buku membuat sidang pembaca menjadi lebih hanyut meresapi dialog antara tokoh di novel ini yang banyak diantaranya menggunakan perbendaharaan kata sansekerta/jawa. Tetapi tidak semua istilah tersebut diartikan oleh Langit KH. Seperti segelar sepapan, alugora, mobat-mabit, bandan. Hal ini dapat membuat pembaca yang masih awam dengan bahasa Jawa bertambah bingung dengan banyaknya istilah-istilah tersebut. Justru yang saya pelajari sekarang jawa cirebonan coh…. :)

Secara keseluruhan, novel ini mengisi ruang sastra yang masih jarang ditemukannya karya yang mengisahkan kerajaan tempo dulu. Menghibur dan memberikan khazanah baru bagi perkembangan sejarah bangsa. Dimana saat ini buku-buku sejarah hanya sebagai obyek hafalan bagi para murid sekolah dasar. Sudah saatnya menilik sejarah bangsa dari sebuah karya sastra. Seperti yang disebutkan oleh Tiga Serangkai, penerbit dari buku ini yaitu dengan membaca buku ini berarti kita melakukan pembacaan sejarah dan menghikmati kearifan didalamnya karena hidup manusia mestinya adalah sebuah hidup yang menyejarah.
Read More..