Jumat, 29 Januari 2010

Dahlia...




Dahlia,
Hanya seorang wanita biasa dengan 3 buah hati yang dibesarkan nya sendiri selama 7 tahun tanpa suaminya. Suami tercinta harus pergi meninggalkan mereka dalam keadaan yang masih hangat hangat nya berumah tangga. Dahlia hanya seorang istri yang berasal dari desa berbekalkan ibadah mengikuti suami dan mengurusi mertua dia mau tetap tinggal di rumah mertua meski rumah pribadi sang suami menunggu nya, namun dengan ikhlas dahlia hidup besama mertua dan suami tercinta membesarkan anak anaknya.
Selama ditinggalkan 7 tahun tanpa sang suami, dahlia masih tetap mengabdi kepada orang orangyang dicintai mendiang suami, meski ada jeritan hati kerinduan yang dalam terhadap suasana selama mendiang suaminya masih ada. Hari hari dilewati standard dan selayaknya kehidupan single parent biasa, bekerja dan mengurus anak serta melakukan pekerjaan rumah . tak banyak menghibur hatinya, namun tetap bagi Dahlia ada pedih dan luka setiap melewati nuansa nuansa atau tempat tempat yang pernah di kunjungi bersama sang suami.Tangis demi tangis masih mengalir meski kesendirian tanpa sang suami sudah lama dilalui, seolah air mata tak pernah berhenti menggali dan menggali dalam menciptakan telaga demi telaga air mata … ketegaran itu hanya ada di raut wajah nya bukan di dalam hatinya…
“Beristikharahlah nak….untuk menenangkan batin mu dan mencari yang terbaik untuk mu dan anak anakmu…” itulah pesan sang bunda yang tak henti memberikan semangat hidup dahlia….
Belasan hari berlalu dengan istikharah namun seolah ada bisikan untuk “berhijrahlah…berhijrahlah…pergilah dari sini… raih kehidupan barumu jauh disana…” entah kenapa… selalu ada bisikan seperti itu di ruang batinnya yang begitu kosong … berusaha mencari bacaan referensi tentang berhijrah…. Sekilas terbaca pada beberapa sejarah singkat Muhammad SAW bahwa beliau berhijrah dari mekah ke medinnah untuk mencari ketenangan dan kedamaian selain menyebarkan agama…tapi yang tentu dahlia ambil adalah “ketenangan denga perubahan itu sendiri.
Dengan hati yang penuh coba coba….dia meminta atasan dimana tempat nya bekerja untuk mutasi ke daerah manapun yang di tunjuk..entah kenapa “kendari” menjadi tujuan nya… pulau yang penuh dengan nuansa pantai dan asri….

Lillahita’ala..singkat cerita dengan semua nekad dan perhitungannya sebagai wanita biasa… dahlia memboyong ketiga anaknya serta pengasuh setia anak anak nya untuk berhijrah ke kota itu…

Pada awalnya semua berjalan baik baik… dan tetap baik baik…pekerjaan pun semakin baik dan semakin menunjang perekonomian keluarga kecilnya… tidak hanya anak anaknya dahlia pun bisa membantu adik nya untuk tetap bersekolah ke jenjang yang lebih baik lagi.
Suatu ketika… dahlia bersahabat dengan laki laki bersahaja ,serta laki laki yang terlihat begitu matang dan mapan…
Masyaallah.. ternyata laki laki itu menjadikan dahlia seperti adiknya… bercerita tentang semua kejadian hidupnya… 3 bulan di lalui sebagai sahabat nya… terbuka lah cerita…bahwa dia akan menikahi gadis pulau jawa dengan nikah di bawah tangan…
Serta merta ku Tanya “lalu istri dan anak mas ….?” Terperangah dan marah aku sebagai wanita saat itu…
Cerita kembali bergulir… tanpa kupedulikan omongan nya tentang “nikah kembali”
Masih tak bisa diterima menikah lagi tanpa alas an yang tepat…
Tak biasanya dia mengajak dahlia ke sebuah tempat makan…. Seolah dia begitu sangat butuh tempat berbicara… dia ceritakan…bahwa dia telah membuat ibunya mengis dan kecewa setiap mereka mengunjungi rumah keluarga kecilnya…
“dahlia…aku ingin istri yang selalu ramah terhadap keluarga ku…yang selalu menghidangkan sarapan dimeja disaat ibu dan ayahku berkunjung atau yang membereskan tempat tidur mereka saat mereka hendak berkunjung …..”
“heyyyy apa masalah mu mas…. Itu bukan alas an untuk mencari istri baru…”
Kembali bercerita…9 tahun pernikahan dia gagal mendidik istrinya…gagal mendidik nya menjadi pribadi yang baik… dia hanya baik kepada keluarga dan teman teman nya tapi tidak kepada keluarga ku
Kembali dia bercerita… bahwa dalam 9 thn pernikahan bisa dihitung berapa kali duduk makan bersama di meja…dan saat meminta air minum…. Dia hanya diteriaki dengan panggilan “mbokkk minum untuk bapak mbok…..” dan entahlah… masih banyak lagi dan banyak lagi…itulah yang diceritakan nya kepada dahlia… “dahlia…belum lagi…dia hanya melayaniku dengan sekedarnya… berhubungan suami istripun bisa sampai 2-3 bahkan sampai 4 bulan sekali…” Ya Allah…rasanya ingin aku kembali membangunkan suami ku…dan menjalani kewajiban kewajiban dengan menikmatinya dan melayaninya dengan baik… ingin pula ku sampaikan kepada istrinya…jangan sampai menyesal setelah meninggal suami… kita baru menyadari betapa kecilnya pelayanan kita terhadap suami… suami yang baik dan kita layani dengan baik adalah ladang amal kita sebagai wanita… tapi..entahlah…. mengapa masih ada di jaman sekarang wanita yang mengabaikan suami….”jika aku memberitahukan keinginanku…dia hanya menjawab…kita sama sama kerja dan lelah… mengertilah…” atau…alasan “kamu selalu pulang terlambat …” padahal…aku pulang kerja tepat waktu dan selalu melihatnya sudah terlelap d bawah selimut… sementara aku masih ingin bercengkrama dan menikmati hangat nya mempunyai keluarga….” Urghhhh keluh kesah yang selalu mengharu birukan disetiap ceritanya…diakhir cerita dia selalu meminta maaf kepada ku dan Allah… “yA allah maafkan aku telah menceritakan aibku sendiri,,, dosa dosa ku sendiri…” semakin mengharubirukan hatiku dan sympathy serta emphaty mulai menjalar disetiap tatap mata yang tertuju kepadanya.
Cerita demi cerita bergulir dengan jelas… akupun merasa aneh dengan semua kenyataan yang ada…. Dan saat itu aku masih tetap adik nya yang dia harapkan menjadi teman bicaranya….
“dahlia…. Gadis itu sudah pergi meninggalkan ku….itu kesalahanku… membiarkan wanita baik menikah dengan laki laki lain…dan salahku pula gagal mendidik istri bagi diriku sendiri….” Kali itu ku lihat kepedihan dan kesedihan nya… terharu dan ada rasa sayang sebagai adik melintasi hati dan fikiranku…
Entah mengapa…semua bergulir dengan apa adanya… sampai pada suatu waktu dia bercerita… bahwa sang istri belum ada perubahan malah meminta begitu banyak tuntutan financial… termasuk dengan terpaksa membelikan mobil keinginan nya dikarenakan sang kakak membeli mobil baru…setidaknya ada keseimbangan dalam pencapaian target financial kakak beradik menurut sang istri…
Beberapa bulan berlalu dengan kebersamaan sebagai sahabat… mengirimkan dahlia dan laki laki itu saling ketertarikan hati dan serta saling berbicara antara hati ke hati…namun kembali dahlia mengingat…bahwa tidak akan pernah dia mencoreng janda terhormatnya dengan kematian suami dengan hal hal konyol semata…
Hamper setiap malam sejak saat itu dahlia selalu melihat dan mendengar bahwa dia mulai kehilangan harapan…kehilangan pegangan dan mulai semakin terlunta lunta… namun kepergiannya selalu tertuju sebuah bangunan indah dan megah…yaitu mesjid raya besar di kota itu…tak jarang kami duduk mengaji ataupun merenung dipelataran masjid sampai isya usai. … sementara dahlia hanya sebatas kemampuan dan keterbatasan waktu, hanya dapat menemaninya sampai pukul 8 malam,selebihnya… entah apa yang dia lakukan…. Hanya sms sms curahan hatinya yang diterima dan serta diabaikan….
Tak lama dari kejadian itu lelaki itu Mulai beberapa kali ungkapkan kata sayang dan ingin meminang dahlia…perlahan dia sampaikan bahwa getaran itu sudah getaran cinta…Ya Allah…dahlia tak kuasa mencintai laki laki yang bukan miliknya , bagaimana dengan suami di alam sana ? bagaimana dengan anak istrinya ? namun dahlia membiarkan dan mengabaikan apa yang dia katakan
Sampai suatu waktu… entah ada angin apa dia datng ke rumah dalam keadaan lusuh panik dan sedih… serta membawa istrinya ke rumah dalam keadaan marah dan tak bersahabat… saat itu ada pesta kecil di rumah dahlia,,,, dengan ramah dan legowo serta dengan penuh persahabatan dahlia selalu menyapa dan memperlakukannya sama seperti dahlia memperlakukan lelaki itu,,,,
Entah kenapa… tiba pada kemarahan… wanita itu memarahi dahlia bahkan menampari dan memukuli lelaki sahabat dahlia itu di muka umum…. Sungguh memalukan sebagai wanita…jauh dari lembut hati dan cerminan wanita muslimah sejati… apapun pertanyaan wanita itu selalu dahlia sampaikan… “bertanyalah kepada suami kaka…bukankah suami kakak imam bagi keluarga dan bagi kakak ?” tetapi cacian “munafik dan lain lain” selalu menhujani dahlia…dengan ikhlas dan tabah dahlia hanya terdiam menyerahkan segalanya kepada Allah …
Sejak itu enggan dahlia mendengar kabar dari lelaki itu masuk telinga kanan ku dan keluar telinga kiri..dahlia semakin menjauh dan menghindarinya … meski sms menghujani dahlia menceritakan betapa keras hatinya seorang wanita tidak memberikan kesempatan maaf atau bahkan tidak memperjuangkan untuk mempertahankan suami…. Entahlah..enggan dan malas aku menerima kabar itu… semalas aku menerima cacian dan makian telpon, email dari keluarga istri sahabatnya itu..dengan kata kata yang tak berpendidikan dan kata kata bukan seorang keluarga muslim… entahlah… Biar Allah yang maha mengatur segalanya… dahlia ikhlas kan semua cacian itu selama berbulan bulan.
Bahkan sempat seorang pengacara mendatangi dahlia…menyampaikan bahwa istrinya telah membuat sahabat dahlia menangis dengan mengahdirkan saksi bahwa selama pernikahan itu tidak pernah bahagia dan selalu berselisih…entah siapa yang mengirim pengacara itu dan untuk tujuan apa...yang pasti adalah sahabatnya ingin meyakinkan dahlia tentang sesuatu hal.... dia baca tentang tuntutan nya di lembar kertas pengaduan bahwa lelaki itu dinyatakan tidak mampu dalam ekonomi dan membina keluarga… nyata dan jelas saksi bisu adalah 3 lembar kertas pengaduan itu… yang akan menjadi saksi abadi dipengadilan Allah kelak…
Singkat cerita… pada suatu malam…
Dahlia menerima tamu istimewa
Keluarga laki laki itu datang…meminta dahlia suatu hal yang besar serta menjelaskan sesuatu yang besar…dengan detail dan gamblang tanpa ada yang ditutup tutupi…..…semua itu harus dalam pemikiran yang matang….. sematang matangnya… dan….selanjutnya… satu harapan dahlia…. Hanya serahkan semua jalan hidup kepada Allah SWT….biarkan dunia melihat apa akhir dari cerita hidup seorang dahlia….